Pelaku Seni Dolalak Diajak Lebih Melek Teknologi Digital

Pelaku Seni Dolalak Diajak Lebih Melek Teknologi Digital ​

PURWOREJO, sanggarseniswastika.com – Para pelaku seni Tari Dolalak di Desa Kalirejo, Kecamatan Bagelen, kini didorong untuk semakin melek teknologi digital.

Ajakan tersebut datang melalui Program Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) bertema “Inovasi Tari Tradisional Dolalak melalui Teknologi Digital” yang digagas tiga dosen Universitas Muhammadiyah Purworejo (UMPwr). Program ini merupakan bagian dari Program Inovasi Seni Nusantara (PISN) yang didanai Kemdiktisaintek tahun 2025. Kegiatan yang berlangsung di Sanggar Seni Swastika sepanjang November 2025 itu melibatkan 50 pelaku seni Dolalak. Dengan dukungan penuh Pemerintah Desa Kalirejo, program ini bertujuan membekali para seniman agar mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman tanpa meninggalkan akar budaya lokal.

Pemerintah desa menilai langkah ini sangat penting untuk memperkuat identitas budaya daerah sekaligus memacu tumbuhnya ekonomi kreatif berbasis seni tradisional. Tiga dosen UMPWR, Dr Tusino MPd BI, Rochimansyah MPd, dan Ike Yunia Pasa MKom memberikan pelatihan intensif yang mencakup empat keterampilan digital utama.

Yakni digitalisasi dokumentasi dan arsip kesenian, pembuatan media pembelajaran interaktif, inovasi pertunjukan berbasis multimedia, serta strategi promosi digital melalui platform daring.

Dengan materi tersebut, para pelaku seni diajak tidak hanya memahami pentingnya dokumentasi yang rapi, tetapi juga mampu mengemas pertunjukan Dolalak secara lebih modern dan memanfaatkan media digital untuk memperluas jangkauan penonton. Ketua tim pengabdian, Dr. Tusino, menegaskan bahwa teknologi digital merupakan peluang besar bagi pelaku seni Dolalak. “Teknologi bukan ancaman bagi budaya. Justru melalui digitalisasi dan promosi online, Dolalak bisa dikenal lebih luas, bahkan hingga tingkat global,” ujarnya, Minggu (16/11).

Rochimansyah menambahkan bahwa pelatihan ini memperkuat kemandirian pelaku seni. “Mereka belajar mengelola arsip digital, membuat kemasan pertunjukan yang menarik, dan menerapkan strategi promosi efektif agar Dolalak semakin relevan dengan perkembangan zaman,” tuturnya.

Sementara itu, Ike Yunia Pasa menilai multimedia dapat menjadi magnet baru bagi generasi muda. “Pertunjukan berbasis teknologi membuat Dolalak tampil lebih segar tanpa meninggalkan nilai-nilai budayanya,” jelasnya.

Sebagai luaran program, terselenggara pertunjukan Dolalak yang dikemas dengan sentuhan digital. Mitra kini memiliki dokumentasi yang lebih tertata serta akun promosi yang aktif di media sosial. Hal ini sekaligus memperkuat kolaborasi antara akademisi, pelaku seni, dan pemerintah desa dalam mengembangkan seni Dolalak.

Program ini, lanjut Ike, menjadi bukti komitmen UMPWR dalam menjalankan tridharma perguruan tinggi, khususnya pengabdian kepada masyarakat dan pelestarian budaya. “Melalui inovasi dan penerapan teknologi yang tepat, UMPWR berupaya menjaga Dolalak sebagai ikon budaya Purworejo yang tak hanya lestari, tetapi juga mampu bersaing dan tampil relevan di era digital,” tandasnya. ***

admin
admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *